Minggu, 17 Mei 2015

Pendaki Jatuh ke Kawah Merapi, SAR Kerahkan 150 Personel

Foto terakhir Eri sebelum jatuh ke kawah Merapi. Tanda panah adalah tempat dan arah jatuhnya Eri. Tanda lingkaran ialah Puncak Garuda. /Foto. Dicky (dari Kompas.com)Liburan sekolah adalah waktunya para orang muda, baik pelajar, mahasiswa, maupun yang sudah bekerja, pergi berlibur. Dan salah satu tujuan mereka ialah gunung – mendaki gunung. Itu sebabnya TNOL tak begitu heran ketika naik kereta api menuju Jawa Tengah, pekan silam, sebagian besar penumpang kereta adalah anak muda yang menggendong carrier, yang ukurannya setengah badan mereka – bahkan ada yang lebih. Dan jangan ditanya beratnya.

Sabtu, 16 Mei 2015

Gempa di Bengkulu, Banjir Bandang di Minahasa

Foto: sumbermediainformasi.blogspot.comHari ini, Sabtu, 16 Mei 2015, dua kabar bencana datang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Yang pertama, pada pukul 03:26:55 WIB, terjadi gempa dengan tensitas 6,1 SR di Bengkulu Utara. Lokasi pusat gempa berada pada 2.79 LS, 101.99 BT, yaitu 50 km Timur Laut Bengkulu Utara, 51 km Barat Laut Lebong – Bengkulu, 63 km Tenggara Muko-Muko – Bengkulu, 115 km Barat Laut Bengkulu – Bengkulu, 655 km Jakarta – Indonesia, pada kedalaman 165 km, dan berada di daratan – pada jalur sesar Sumatera, sehingga tidak berpotensi tsunami.

Senin, 11 Mei 2015

Mestinya Tak Perlu Ada Korban dalam Longsor di Pangalengan

Longsor Ciwidey tahun 2010. /Foto: Dok. BNPBKejadian longsor seringkali jarang menjadi pembelajaran di masa berikutnya. Saat terjadi bencana, semua sibuk. Namun selesai tanggap darurat, semuanya lupa untuk memperbaiki agar longsor tidak berulang kembali. Akhirnya, longsor menjadi bencana yang paling mematikan selama tahun 2014-2015. Tahun 2014, ada 600 kejadian longsor dengan korban jiwa 372 orang tewas. Pada tahun 2015  hingga Minggu, 10 Mei 2015, telah terjadi 251 longsor dengan korban jiwa 74 orang tewas.

Kamis, 07 Mei 2015

800 Personil Cari Korban yang Terkubur Material Longsor Setebal 4 meter

Rumah-rumah ini tadinya tertimbun longsoran. Di bawahnya, rumah-rumah yang masih tertimbun. /Foto: Dok. BNPB PangalenganMemasuki hari ketiga, evakuasi korban longsor di Kampung Cibitung RT. 01/15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, masih terus dilakukan. Hingga saat ini, Kamis, 7 Mei 2015, sudah 5 korban meninggal yang ditemukan. Siang tadi, pukul 10.30 WIB korban meninggal ke-5 ditemukan, yaitu atas nama Nurul, perempuan, berusia 11 tahun. Korban yang masih belum ditemukan diduga ada 4 orang lagi. Beberapa orang yang sebelumnya diduga tertimbun longsor, ternyata sedang berada di luar desa dan dalam keadaan selamat.

Rabu, 06 Mei 2015

Longsor di Pangalengan Tewaskan 4 Orang dan 9 Terkubur

Delapan rumah yang terkubur dan pipa panas bumi yang putus terseret longsoran. /Foto: Dok. BNPB di PangalenganBencana tanah longsor kini sudah termasuk sebagai bencana yang sudah bisa diketahui gejalanya. Namun demikian, kapan saat terjadinya, tetap belum bisa dipastikan. Oleh karena itu, apabila warga tidak mematuhi anjuran atau peringatan dari Tim Gerakan Tanah, yang memeriksa kondisi tebing yang dicurigai akan longsor, maka jatuhnya korban tidak bisa dihindarkan, mengingat kejadian longsor sangat cepat, kuat, dan menerjang tanpa ampun. Itu sebabnya kejadian tanah longsor selalu menelan korban cukup banyak, dengan kerusakan yang sangat parah.

Selasa, 05 Mei 2015

Operasi Kemanusiaan Indonesia di Nepal Diperpanjang

Foto: Dok. BNPB di NepalPemerintah Nepal secara lisan telah menyatakan agar operasi kemanusiaan Tim Indonesia Peduli Nepal diperpanjang hingga 3 bulan ke depan. Tim Medis Indonesia telah memperoleh izin beroperasi di Rumah Sakit Kanthipur, dan mendirikan rumah sakit lapangan di Distrik Satunggal. Kedua daerah ini termasuk daerah terparah terkena gempa.

Minggu, 03 Mei 2015

6 WNI di Nepal Belum Dapat Dihubungi

Foto: Dok. BNPB di NepalPencarian Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal masih dilakukan oleh Tim Indonesia Peduli Nepal hingga hari ini. Berdasarkan laporan dari lapangan, sampai dengan hari Sabtu, 2 Mei 2015, pukul 22.00 WIB, tercatat masih ada 6 WNI yang masih belum dapat dihubungi, sedangkan 91 WNI sudah dapat dihubungi, semua dalam kondisi relatif baik.

Sabtu, 02 Mei 2015

Tim Indonesia Langsung Bergabung dengan Tim Internasional di Nepal

Tim Kemanusiaan Indonesia Peduli. /Foto: Dok. BNPB NepalPesawat A330 Garuda Indonesia yang membawa 33 personil dan 30,7 ton bantuan kemanusiaan tahap kedua dari Indonesia untuk korban gempa Nepal telah tiba di Kathmandu pada Sabtu (2/5) pukul 02.00 waktu setempat.

Minggu, 26 April 2015

Bencana Hidrometeorologi Masih Terus Terjadi

Foto: Dok. BNPBAdanya sirkulasi siklonik persisten di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur menyebabkan adanya konvergensi. BMKG menyatakan, terjadinya perlambatan kecepatan angin memanjang di Perairan Utara Aceh, Samudera Hindia Barat Daya Sumatera, Laut Jawa bagian Utara, Laut Halmahera bagian Barat menyebabkan pertumbuhan awan hujan hampir merata di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kamis, 23 April 2015

Banjir di Jogja dan Solo, Ribuan Rumah Terendam

Foto: Dok. BNPBHujan deras yang berlangsung lebih dari 4 jam pada hari Rabu, 22 April 2015, di sekitar sisi timur dan selatan Gunung Merapi, telah menyebabkan meluapnya sungai-sungai. Kali Pepe, anak Sungai Bengawan Solo, meluap, sehingga menimbulkan banjir di daerah Boyolali, Sukoharjo, dan Kota Solo. Sedangkan di sisi selatan, 3 sungai yang meluap sekaligus ialah Kali Code, Kali Gajah Wong, dan Kali Winongo, sehingga menyebabkan banjir di wilayah Yogyakarta. Banjir terjadi pada hari Rabu petang, pukul 19.00 WIB. Hingga tadi pagi, banjir masih menggenangi beberapa wilayah.

Rabu, 15 April 2015

Awas, Banjir Bandang dan Tanah Longsor!

Foto: Dok. BNPBMusim pancaroba masih terus menebar bencana di seantero nusantara. Angin puting beliung, banjir dan banjir bandang, serta tanah longsor terjadi di mana-mana. Bahkan pada awal bulan ini, Bandung sempat dikepung oleh bencana banjir dan tanah longsor. Semua itu harusnya menjadi peringatan keras yang nyata bagi kita semua agar siaga bencana di setiap saat. Karena bencana bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan sangat mungkin menimpa siapa saja. Tidak pilih-pilih, tak mengenal belas kasihan. Oleh karena itu, kitalah yang harus selalu mawas diri, waspada, bersiaga terhadap terjadinya bencana.

Jumat, 03 April 2015

Gunung Sinabung Kembali Bergejolak

Foto: theextinctionprotocol.wordpress.comAktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo terus meningkat. Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG, sejak Rabu, 1 April 2015, terukur tremor menerus, 146 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-120 mm, dan beberapa teramati luncuran awan panas sejauh 3,5 km ke Selatan dengan tinggi kolom 2 km. Pada malam hari teramati guguran lava pijar. Kemarin juga terjadi banjir lahar dingin di beberapa tempat sehingga merusak jalan. Pada Kamis, 2 April 2015, terukur 118 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-113 mm, tremor terus-menerus, dan terjadi 22 kali awan panas guguran dengan puncak sejauh 4 km ke Selatan dan 1 km ke Tenggara, tinggi abu vulkanik 2 km. Dari pukul 18.06 - 21.09 WIB terjadi 18 kali awan panas guguran. Visual tertutup kabut dan angin Timur-Tenggara. Status tetap Siaga (level III).  

Senin, 30 Maret 2015

Longsor di Sukabumi Renggut 12 Nyawa

Longsor. /Foto: Dok. BNPBMusim pancaroba – peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau – makin nyata menampakkan eksistensinya dalam memicu bencana. Angin puting beliung, hujan ekstrim, dan tanah longsor. Dan harus dicatat, bahwa Angin Puting Beliung dan Tanah Longsor adalah dua macam bencana yang cukup banyak menelan korban jiwa. Namun begitu, dua jenis bencana ini bisa diprediksi datangnya. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah banyak mengimbau, dan menyosialisasikan tanda-tanda dari kedua jenis bencana ini, agar diwaspadai oleh masyarakat, dan mengambil tindakan preventif agar terhindar atau tak menjadi korban. Sebab, bencana bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan menimpa siapa saja – yang tidak siaga terhadapnya. Oleh karena itu, imbauan agar masyarakat selalu waspada dan siaga terhadap bencana, adalah salah satu upaya untuk menjaga keselamatan masyarakat serta mengurangi jumlah korban.

Kamis, 26 Maret 2015

Bencana itu begitu dekat dengan kita....

Puting beliung. Foto: Dok. BPBD TegalSetiap orang pasti amat mendambakan situasi yang aman dan nyaman, yang memungkinkannya hidup dengan tenang. Namun benarkah hal itu bisa diperoleh? Nyatanya tidak. Sebab ternyata, orang yang merasa dirinya selalu aman, sehingga merasa nyaman, pada akhirnya akan terlena dan lupa, sehingga tak menyadari ketika bencana datang kepadanya. Dan bencana itu, datang dalam berbagai bentuk. Bukan hanya bencana yang disebabkan oleh alam, tapi juga oleh manusia, dan bahkan juga dirinya sendiri. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selalu mengingatkan agar masyarakat senantiasa waspada, serta siaga menghadapi setiap bencana yang bisa terjadi kapan saja. Dan TNOL, selaku pewarta, berupaya selalu menyampaikan setiap kabar bencana, agar masyarakat mengetahui dan menjadi ingat bahwa bencana dapat menimpa setiap waktu, kepada siapa saja.

Kamis, 19 Maret 2015

Halmahera Kembali Digoyang Gempa

Foto: suaramerdeka.comMasyarakat Halmahera Barat kemarin dikejutkan oleh gempa berkekuatan 6,2 SR, yang terjadi pada pagi hari. Gempa yang terasa kuat di Halmahera Barat itu, bersumber pada kedalaman 10 km, di dasar laut, dan terjadinya pada pukul 05.12 WIB. Pusat gempa berada pada 115 km Barat Laut Halmahera Barat, Maluku Utara. Gempa tidak memicu potensi tsunami. Selama 5 detik, gempa dirasakan kuat di Halmahera Barat. Masyarakat di Kota Ternate juga merasakan guncangan cukup kuat selama 3-5 detik. Bahkan di Kota Manado, masyarakat juga merasakan gempa tersebut. Namun tidak ada kepanikan, karena masyarakat di kawasan ini sudah sering mengalami gempa. Sebagian masyarakat merespon dengan lari keluar dari rumah.

Selasa, 17 Maret 2015

Banjir Indramayu Rendam Ribuan Rumah

Foto: Dok. BNPBJebolnya tanggul Sungai Cimanuk di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, dan Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang terjadi pada pada hari Senin, 16 Maret 2015, pukul 03.00 WIB, telah menyebab banjir meluas di  7 kecamatan di Indramayu, yaitu di Kecamatan Jatibarang, Kertasemaya, Bangodua, Lohbener, Sindang, Tukdana, dan Pasekan.

Senin, 16 Maret 2015

Tanggul Cimanuk Jebol, Indramayu Dilanda Banjir

Tanggul Sungai Cimanuk yang jebol. /Foto: Dok. BNPBBanjir akibat jebolnya tanggul Sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, mulai berangsur surut. Jika sebelumnya tinggi banjir mencapai 50-300 cm, saat ini 30-150 cm. Banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Cimanuk, di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, dan Desa Tulungagung, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, tersebut, terjadi pada hari Senin, 16 Maret 2015, pada pukul 03.00 WIB, dini hari.
Empat kecamatan terdampak langsung banjir itu, yakni:

Sabtu, 07 Maret 2015

Letusan Gunung Soputan Setinggi 4,5 Km

Foto: radaronline.co.idUntuk kesekian kalinya, Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, meletus. Letusan terjadi kemarin sore, Sabtu, 7 Maret 2015, pukul 17.09 WITA. PVMBG Badan Geologi telah melaporkan kepada Posko BNPB, tinggi letusan mencapai 4.500 meter, condong mengarah ke bagian Tenggara. Awan panas ke arah Barat dengan jarak luncur lebih kurang 2.500 meter.

Senin, 02 Maret 2015

Gempa 7,1 SR di Flores Timur

Ilustrasi gempa. /Foto: tribunnews.comSebuah gempa yang berasal dari zona sesar aktif yang berada di sebelah utara Pulau Flores itu, berada 104 km Barat Laut Flores Timur, atau 129 km Rimur Laut Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada kedalaman 572 km. Masyarakat di Kabupaten Flores Timur, Kota Mataram, dan sebagian Pulau Bali, merasakan guncangan gempa tersebut, namun lemah. Hanya di Sikka dan Kupang, guncangan gempa itu terasa sedang. Guncangan gempa yang sesungguh memiliki intensitas cukup besar itu, dirasakan lemah, karena pusat gempanya berada di laut dan jauh di kedalaman 572 km. Dan karena itu juga tak berpotensi tsunami.

Rabu, 25 Februari 2015

Siapa Bilang Kalimantan Aman dari Gempa?

Foto: awakening37.blogspot.comIntinya, bencana alam bisa terjadi di mana pun. Bahkan di Kalimantan, yang selama ini dianggap aman dari gempa, bisa terjadi gempa. Oleh karena itu, BNPB mengingatkan bahwa poin pentingnya bukanlah gempanya, melainkan bangunan yang harus dipersiapkan untuk bisa bertahan apabila terjadi gempa. Sedia payung sebelum hujan, itu peribahasanya. Sebab gempa bisa terjadi dengan sebab yang selama ini umum kita ketahui, seperti akibat pergeseran lempeng, atau tubrukan lempeng, atau gempa tektonik karena aktivitas gunung api. Karena ternyata, ada juga gempa yang disebabkan oleh gempa intraplate, yaitu gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri. Jadi, supaya kita tidak terlena dengan rasa aman yang semu, ada baiknya kita simak penjelasan dari BNPB ini, agar kita selalu siaga terhadap bencana yang selalu mungkin terjadi.

Senin, 23 Februari 2015

Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau

Kebakaran hutan dan lahan di Riau. /Foto: terra-image.comKebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau selalu berulang setiap tahun. Berdasarkan data hotspot tahun 2006 hingga 2014, pola karhutla di Riau terjadi dua periode dalam setahun yaitu antara Februari-April dan Juni-Oktober. Modus dan motif karhutla sudah diketahui. Begitu pula berbagai peraturan pencegahan karhutla sudah banyak. Namun selalu saja berulang.Untuk mengantisipasi karhutla pada tahun 2015, maka siaga darurat pencegahan dan penanganan karhutla di Riau telah ditetapkan.


Rabu, 18 Februari 2015

Belajar Pada Ketangguhan Masyarakat Kelud

Memperingati terjadinya bencana memang terdengar kurang menyenangkan. Namun khusus dalam kaitan mengenang terjadinya letusan Gunung Kelud, dan bagaimana tanggapnya masyarakat terdampak dalam menghadapinya, merupakan pelajaran yang tak akan pernah diperoleh di sekolah mana pun. Mereka memang ditimpa bencana, akan tetapi mereka menerimanya sebagai karunia di kemudian hari. Sebab, sejak jauh-jauh hari, mereka sudah menyiapkan diri untuk menghadapi datangnya bencana itu. Jadi, kalau ingin melihat bagaimana mereka menyambut datangnya bencana itu, simak kisah nyata berikut ini....

Rabu, 11 Februari 2015

Penanganan Banjir di Penjaringan


Museum Nasional tak luput dari banjir. /Foto: Dok. BNPB
Ketika akhirnya banjir melanda, itulah saatnya para petugas dan relawan beraksi. Mereka segera menyiapkan logistik bagi warga yang kebanjiran, baik berupa kebutuhan sanitasi, bahan makanan, maupun makanan siap santap – nasi bungkus hasil olahan dapur umum. Mereka yang bertugas di lokasi banjir, berkeliling berbasah-basahan, mengevakuasi korban banjir ke tempat pengungsian, berpatroli dengan perahu karet di tengah kegelapan malam saat listrik dipadamkan. Semua melakukan tugas dengan mengabaikan kepentingan dirinya sendiri dan tanpa pamrih. Kehujanan, basah, kedinginan, dan menempuh bahaya adalah bagian dari apa yang harus mereka hadapi di lapangan. Semuanya segera terasa manis setelah tugas tuntas dilaksanakan.

Selasa, 10 Februari 2015

Jakarta Banjir, Tapi Belum Darurat Banjir


Transportasi buat yang berangkat sekolah. /Foto: Dok. BNPB
Dengan sekitar 93 titik banjir yang mengepung Jakarta, bisa dibilang Jakarta memang sudah dalam keadaan ‘kebanjiran’. Namun Gubernur DKI Jakarta masih belum menetapkan Jakarta dalam Darurat Banjir. Hal tersebut, rasanya bisa dimengerti, mengingat wilayah-wilayah yang terlanda banjir memang merupakan daerah yang biasa kebanjiran, seperti di bantaran kali, dan daerah-daerah langganan banjir – yang terkadang banjir juga meskipun tidak hujan, antara lain karena banjir kiriman dari hulu sungai atau karena rob air laut.

Senin, 09 Februari 2015

Jakarta Dikepung 93 Titik Banjir


Evakuasi warga di RW. 4, Kelurahan Sunter. Banjir makin naik. /Foto: Dok. BNPB
Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya telah menyebabkan banjir di banyak tempat. Berdasarkan data sementara hari ini, Senin, 9 Februari 2015,  pukul 16.00 WIB, tercatat ada 93 titik genangan di Jakarta. Banjir tersebar di 35 titik di Jakarta Pusat, 28 titik di Jakarta Barat, 17 titik di Jakarta Utara, 8 titik di Jakarta Timur, dan 5 titik di Jakarta Selatan. Tinggi banjir bervariasi antara 10 cm hingga 80 cm. Dampaknya kemacetan parah terjadi di banyak tempat. Namun di beberapa lokasi, banjir sudah berangsur surut.

Banjir Jakarta Hanya Tinggal Menunggu Waktu

Jl. Gunung Sahari pun terendam banjir. /Foto: Dok. BNPB
Jakarta makin dikepung banjir. Tinggi banjir makin meningkat di beberapa wilayah, khususnya di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat. Sementara hujan deras masih terus turun, dan diperkirakan hingga sore nanti hujan deras masih akan turun.

Siaga Banjir Jakarta, Hujan Meluas Sampai ke Puncak


Air mancur bunderan BI, dekat Patung Kuda, tergenang banjir pada pukul 11.57 WIB.
Waspada banjir berpotensi meningkat. /Foto: Dok. BNPB
Hujan terus meluas hingga ke wilayah Tangerang, Bekasi, Cibubur, Cileungsi, Citeko, Bogor, Ciawi, hingga Cisarua. Itu artinya, Jakarta akan mendapat kiriman air dari kawasan hulu Sungai Ciliwung. Jadi, hanya tinggal masalah waktu saja beberapa kawasan langganan banjir Jakarta, di bantaran Sungai Ciliwung, akan mengalami banjir. Namun soal seberapa tinggi banjirnya, tergantung bagaimana intensitas hujan di wilayah hulu Sungai Ciliwung. 

Awas Banjir di Jalanan Jakarta


Foto: Thamrin Mahesarani
Hujan yang turun sejak kemarin sore, Minggu, 8 Februari 2015, pagi ini telah menyebabkan terjadinya genangan atau banjir ringan di jalan-jalan, serta di beberapa daerah permukiman. Genangan atau banjir ringan tersebut diakibatkan oleh ketidak-lancaran drainase perkotaan, yang kurang mampu mengalirkan air hujan ke sungai dengan cepat, baik karena kecilnya kapasitas drainase itu sendiri, maupun oleh karena sedimentasi, tertutup sampah, dan sebab lainnya. 

Sabtu, 07 Februari 2015

Ancaman Musim Hujan Tak Hanya Banjir, Tapi Juga Petir


Foto: truthbeforedishonor.wordpress.com
Masih ingat dengan yang namanya awan cumulonimbus? Ya, awan yang diduga telah mencelakakan pesawat AirAsia di Selat Karimata di pengujung tahun kemarin. Tapi jangan Anda pikir awan itu hanya berbahaya bagi penerbangan. Soalnya, awan itu juga ancaman buat pelayaran dan juga di darat. Sebab, awan itu selain pembawa hujan, juga punya potensi sebagai pencipta badai. Angin puting beliung, badai petir, dan hujan sangat deras adalah hasil dari aktivitas awan ini. Dan yang namanya badai, baik di udara, di laut, maupun di darat, adalah ancaman bencana yang tak bisa diduga akibatnya. 

Sabtu, 31 Januari 2015

Longsor di Bali, Banjir di Bima

Foto: sindonews.com
Hujan deras yang terjadi di penutup bulan Januari ini telah menyebabkan terjadinya tanah longsor di Bali dan banjir di Bima. Hal itu merupakan peringatan, sekali lagi, kepada kita bahwa periode Januari hingga Februari adalah waktu yang penuh dengan kerawanan akan bencana, khususnya yang berkaitan dengan musim penghujan. Karena itulah BNPB terus mengingatkan dan mengingatkan, agar masyarakat selalu waspada dan siaga terhadap bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Senin, 26 Januari 2015

Banjir Bandang di Sumbar Rusakkan 657 Rumah


Foto: yayasandareliman.blogspot.com
Bencana banjir bandang yang menerjang pada Jumat sore, 23 Januari 2015, di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, telah merenggut dua jiwa, serta merusakkan 657 rumah. Bencana itu berawal dengan terjadinya hujan yang sangat deras yang berkepanjangan, sehingga membuat Sungai Batang Salido, Sungai Batang Painan, dan Sungai Batang Jalamu tak sanggup menampung debit air yang ditumpahkan dari langit itu, yang menggelontor masuk ke aliran sungai. Maka meluaplah air, melampaui dinding-dinding sungai, dan menerjang segala yang dilaluinya menuju tempat yang lebih rendah. 

Jumat, 23 Januari 2015

Jakarta Banjir di 36 Kawasan


Bantuan untuk korban banjir. /Foto: Thamrin Mahesarani
Setelah dua hari dua malam dirundung hujan, akhirnya Jakarta kembali mengalami banjir di beberapa wilayahnya. Tercatat ada 36 wilayah Jakarta yang digenangi banjir ringan, yang maksimal setinggi 100 cm. Dan umumnya, banjir tersebut terjadi karena buruknya sistem drainase. Sebab menurut pantauan BNPB, semua sungai yang ada di Jakarta debit airnya dalam kondisi normal. Jadi, bukan banjir akibat luapan air sungai. Melainkan banjir karena air hujan mengalami hambatan untuk mengalir ke sungai, akibat tidak lancarnya sistem drainase di kawasan-kawasan yang mengalami genangan. 

Kamis, 22 Januari 2015

Ayo, Selalu Waspada dan Siaga Terhadap Bencana


Banjir Ciliwung. /Foto: Thamrin Mahesarani
Peringatan yang sudah sama kita maklumi, namun tetap harus disampaikan ialah: Selalulah bersikap waspada, karena bencana datang dengan tidak terduga. Dan bencana yang berpeluang terjadi pada musim penghujan ini ialah, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, banjir bandang, dan banjir lahar dingin. Dan hujan, apabila banyak terjadi di daerah perkotaan, ia hanya akan menjadi masalah bagi warga kota itu sendiri, serta masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang hulunya berada atau melewati di kota tersebut. Akan tetapi, kalau hujan banyak terjadi di gunung, maka ia akan membawakan banjir lewat sungai-sungai yang hulunya berada pada gunung tersebut. Jakarta adalah salah satu kota yang kerap mengalami hal itu. Apabila hujan banyak terjadi di daerah Puncak dan Bogor, maka Jakarta – khususnya mereka yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung – harus bersiap-siap menerima kiriman banjir dari sana. Dan hal seperti itu sudah biasa, karena rutin terjadinya. 

Jumat, 16 Januari 2015

Donggala Digoyang Gempa 5,2 Skala Richter


Foto: lintas.me
Sulawesi Tengah, kawasan yang sangat rawan gempa, karena berada pada zona benturan tiga lempeng tektonik, kemarin digoyang oleh gempa berkekuatan 5,2 SR. Memang tak terlalu terasa. Namun sebagai daerah di kawasan yang punya potensi kegempaan tinggi, setiap guncangan haruslah direspon dengan kewaspadaan. BMKG telah melaporkan terjadinya gempa berkekuatan 5,2 SR di 66 km Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah, pada Kamis, 15 Januari 2015, pukul 07.09 WIB. Pusat gempa berada di daratan, pada kedalaman 33 km, dan tidak berpotensi tsunami. 

Rabu, 14 Januari 2015

Jakarta Bersiap Menyambut Bencana Banjir

Terobos Banjir (Astra Bonardo) Juara 1 Lomba Kreativias Kategori Fotografi
Jakarta memang belum akan bebas dari bencana banjir rutin tahunan. Antisipasi apa pun yang telah dilakukan oleh Jokowi-Ahok, dan kini Ahok-Djarot, itu adalah semata-mata untuk mengurangi, bukan untuk menghilangkannya – atau lebih tepatnya, belum akan sampai pada tahap membebaskan Jakarta dari ancaman banjir. Sebab, perlu waktu yang lumayan panjang serta biaya yang sangat besar untuk itu. Kali dan sungai harus dibenahi – dilebarkan dan didalamkan, drainase di jalan-jalan harus perbaiki supaya aliran air ke kali dan sungai lancar, pembuatan sumur-sumur resapan mesti terus dilakukan, masalah sampah harus diatasi agar tidak lagi masuk ke aliran air, dan mentalitas warga Jakarta harus diubah agar tidak lagi membuang sampah sembarangan – khususnya ke saluran air. Semua upaya itu jelas membutuhkan waktu untuk pelaksanaannya, dan biaya yang harus digelontorkan tanpa ada habisnya. Dan yang paling sulit, ialah mendisiplinkan warga Jakarta untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi. Karena kenyataannya, pengendara mobil masih banyak yang suka membuang botol bekas air minum ke jalan raya. Itu indikator yang nyata dari parahnya sikap tak disiplin warga Jakarta dalam sembuang sampah.